Rabu, 24 Februari 2016

Kamis, 25 Februari 2016

Hai selamat pagi. 
Aku tidak tau musim apa yang ada dihatimu saat ini. entah musim hujan atau kemarau ataupun musim semi. sudah lama aku tak menengok blogku ini untuk sekedar emmm ya begitulah..
sebenarnya akupun juga tidak tau aku mau menulis atau mengetik karangan seperti apa hari ini, tapi kesakitanku saat ini menyuruhku untuk sekali-kali mengumbar. Banyak yang terjadi setelah masalaluku berakhir. kedewasaan, masadepan,cita-cita dan juga "kasih sayang"
Ya, saat ini aku mungkin sudah menemukan. menemukan sosok yang tangguh yang mampu membuatku berfikir realistis tanpa drama lagi. Ya, bersamanya kadang aku berfikir dua,tiga,atau bahkan ratusan kali untuk menyatakan pada diriku sendiri bahwa "aku masih beruntung"
Keberuntunganku mungkin sangat luarbiasa, Tuhan memberiku serentetan kegagalan untuk menemukan kedamaian. ya kedamaian saat aku melangkah dan mencoba untuk menjadi lebih baik untuk diriku sendiri,keluarga, dan juga ENGKAU
aku mencoba mengenalmu, keluargamu dan diriku sendiri saat ini. aku mencoba untuk jadi yg lebih saat denganmu tanpa mengikutsertakan masalalu. aku berusaha
malam tadi kita mencoba untuk beradu argumen, engkau dengan argumenmu aku dengan kejujuranku
banyak pepatah atau orang-orang yg banyak mengatakan bahwa "jujurlah walaupun itu menyakitkan" malam tadi aku mencoba untuk membuka semuanya tentang aku,tentang semua, dan tentang siapa aku. JUJUR kata itu yg selalu aku pegang teguh malam itu. "jujur untuk kebaikan" katanya itu baik. Tapi nyatanya tak semulus katanya. Kau marah, kau kesal, kau kecewa, kau sakit. ya jelas karna aku. karna sifat polosku, karna sifat dermawanku yang tak mau melihat kamu lebih sakit nantinya. Aku mencoba menjelaskan tapi nyatanya sakitmu terlalu parah karna aku.
Aku mencoba tenang daripada hal ini menjadi berlarut-larut. aku mencoba damai dengan hatiku sendiri. Aku tau kamu pasti sudah mengerti AKU. aku yg selalu tak bisa menahan emosiku sendiri, tapi saat semuanya denganmu aku tak mau bertindak sebelum berfikir.
Sayang, kau juga tau aku. aku menyayangimu. memprioritaskanmu walaupun kamu tidak akan bisa percaya sepenuhnya
Sayang, semua orang punya caranya masing2 untuk memperjuangkan. dan punya caranya sendiri untuk jujur dan menginginkan hubungan yg lebih baik lagi tanpa ada drama
jika kejujuran hanya membuatmu sakit hati, aku tidak akan pernah jujur lagi terhadapmu.
Sayang, aku menulis ini setelah pertengkaran kita. dibawah pohon ditaman sambil menunggumu untuk kembali padaku. menunggumu berjam-jam untuk melihatmu keluar dari kelas dan mengatakan bahwa kau "menyayangiku dan kekuranganku" oh aku tidak memaksa. tapi kiranya kamu tau ada seseorang disini mencoba untuk tulus padamu walaupun dengan caranya yg dermawan..
sayang, i'm sorry but i still love you

Kamis, 25 Februari 2016
12.35 WIB Ditaman sambil menunggumu
dari yg menyayangimu tanpa menuntut balas.

Rabu, 16 Desember 2015

Sugeng Ambalwarsa bu

Aku tak akan pernah bisa sekuat ini tanpa kau mengajarkan aku untuk tetap bertahan, bahkan saat aku masih  berbentuk daging mentah. Kau selalu memujakan doa-doa agar aku kuat. Agar aku tetap bisa melalui masa-masa dalam rahimmu. Setiap detik, menit, berganti kau selalu hati-hati menjaga aku agar bisa lahir ke bumi tanpa satu hal pun yang kurang. Kau jaga hatimu, kau jaga tangismu, kau jaga aku agar semuanya baik-baik saja. Kau selalu membisikan kata-kata sayangmu kepadaku. Bahasa yang mungkin hanya kita yang mengerti waktu itu. Kasih sayang yang tak pernah henti kau nyanyikan sepanjang aku masih menyatu di tubuhmu.

Kau bahkan tak peduli saat tubuhmu terlihat buncit dan gendut. Bagimu, kesehatanku dalam perutmu adalah hal yang tak bisa kau urutkan dengan apa pun. Aku adalah hal yang selalu kau jadikan urutan pertama. Semakin hari aku semakin tumbuh. Karena kasih sayangmu yang selalu utuh. Dari sebongkah daging, aku mulai tumbuh menjadi janin yang nakal. Menendang dan bergerak dalam perutmu. Tapi kau tetap saja tersenyum, menjaga aku agar tetap kuat. Agar aku bisa bertahan dan hadir ke bumi.

Pada harinya tiba, kau masih bisa tersenyum. Meski harus menahan sakit untuk memisahkan aku dari dalam rahimmu. Karena sudah waktunya aku hadir ke bumi. Kau menahan perihnya. Kau menahan pedihnya. Dan sekali lagi, masih bisa mendoakan aku agar aku kuat untuk bertahan. Tanpa kau pedulikan kau sedang mempertaruhkaan nyawamu. Kau tak peduli apa yang akan terjadi pada dirimu, yang kau inginkan, aku hadir dengan tangisku yang selalu kau doa-doakan.

Tapi aku bukan anak yang baik untukmu. Aku mulai menyusahkanmu sejak detik pertama lahir ke bumi. Dengan tangis yang membuat repot. Tak lama kemudian, kau akan disibukkan dengan mengurusi aku yang semakin merepotkanmu. Memandikanku. Memberiku makan. Menyusui. Dan begadang untuk menjagaku. Agar aku bisa tidur pulas. Agar aku tak digigit nyamuk. Kau melakukannya dengan sepenuh hati. Tanpa pernah berpikir apa aku akan membalas semua itu kelak.

Aku mulai tumbuh dan terus tumbuh. Cintamu yang utuh membuatku bisa menjadi anak yang memiliki segalanya. Aku bisa berjalan, berlari, bahkan tak jarang aku mulai telat pulang ke rumah. Aku keasyikan bermain dengan dunia yang ku dapat kemudian. Aku kadang melupakanmu, dunia yang menemaniku bahkan sebelum aku menemukan dunia ini.
Saat remaja, aku jatuh cinta pada sosok lain. sosok yang akhirnya membuat hatiku berantakan. sosok yang ternyata tak pernah menguatkan. Dan bodohnya aku malah membiarkan air mata yang sedari dulu kau ajarkan tegar untuk terbuang sia-sia.

Bu, aku rindu pelukan perempuan sepertimu. Pelukan yang selalu menghangatkan. Pelukan tanpa alasan. Pelukan yang membuatku mengerti bahwa aku sosok yang dicintai. Aku merindukan semua hal yang selalu kau hadirkan tanpa bayaran. Kasih yang begitu putih. Sayang yang bisa membuatku melayang. Dan cinta yang nyata.

Kau perempuan yang memungut sedihku karena dicampakkan. Kau perempuan yang menopangku untuk kembali berdiri karena dikhianati. Kau perempuan yang selalu mengajarkan aku tersenyum, saat kenyataan hatiku tak lagi baik untuk menerima kenyataan. Kau selalu mengajarkan aku untuk menjadi yang terbaik, meski yang kupersembahkan padamu tak selalu yang terbaik.

Tulisan ini mungkin tak berarti apa-apa. Cintamu terlalu panjang untuk kutuliskan hanya dengan beberapa paragraf di sini. Aku menuliskan ini, agar aku selalu ingat. Aku memilikimu yang kadang tanpa sengaja terlupakan. Terlalu banyak bahagia darimu, yang kubalas dengan kecewa.

Bu, aku mencintaimu lebih panjang dari tulisan ini. Aku ingin menjadi anak yang kelak bisa membuat bangga melahirkanku. Menjadi anak yang kuat seperti doa yang selalu kau pintakan. Terimakasih atas segalanya, bu, atas cinta yang tak pernah ada taranya.
***


Selasa, 24 November 2015

Cukup Seperti Ini Saja



Tuhan... selamat pagi, atau selamat siang, dan selamat malam. Aku tak tahu di surga sedang musim apa, penghujan atau kemaraukah? Ataukah mungkin sekarang sedang turun salju? Pasti indah. Kalau boleh berbincang sedikit, aku belum pernah melihat salju. Mungkin, kalau aku sudah cukup dewasa dan sudah bisa menghasilkan uang sendiri, aku akan bisa menyaksikan salju, dengan mata kepalaku sendiri.

Aku tahu Kamu tak pernah sibuk. Aku tahu Kamu selalu mendengar isi hatiku meskipun Kamu tak segera memberi pukpuk di bahuku. Aku tak perlu curiga padaMu, soal Kamu mendengar doaku atau tidak. Aku percaya telingaMu selalu tersedia untuk siapapun yang percaya padaMu. Aku yakin pelukanMu selalu terbuka bagi siapapun yang lelah pada dunia yang membuatnya menggigil. Aku mengerti tanganMu selalu siap menyatukan kembali kepingan-kepingan hati yang patah.

Masih tentang hal yang sama, Tuhan. Aku belum ingin ganti topik. Tentang dia. Seseorang yang selalu kuperbicangkan sangat lama bersamaMu. Seseorang yang selalu kusebut dalam setiap frasa kata ketika aku bercakap panjang denganMu.

Aku sudah tahu, perpisahan yang Kauciptakan adalah sesuatu yang terbaik untukku. Aku mengerti kalau Kamu sudah mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik darinya. Tapi... bukan berarti aku harus absen menyebut namanya dalam doaku bukan?

Nah... kalau yang ini, aku juga sudah tahu. Dia sudah menemukan penggantiku, entah lebih baik atau lebih buruk dariku. Atas alasan apapun, aku harus turut bahagia mendengar berita itu, karena ia tak perlu merayakan kesedihannya seperti yang aku lakukan beberapa hari terakhir ini. Seiring mendapatkan penggantiku, ia tak perlu merasa galau ataupun merasa kehilangan. Sungguh... aku tak pernah ingin dia merasakan sakit seperti yang kurasakan, Tuhan. Aku tak pernah tega melihat kecintaanku terluka seperti luka yang belum juga kering di dadaku. Aku hanya ingin kebahagiaannya terjamin olehMu, dengan atau tanpaku.

Tolong kali ini jangan tertawa, Tuhan. Aku tentu saja menangis, dadaku sesak ketika tahu semua berlalu begitu cepat. Apalagi ketika dia menemukan penggantiku hanya dalam hitung jam. Aku memang tak habis pikir. Padahal, aku sedang menikmati perasaan bahagia yang meletup pelan-pelan itu. Bukannya ingin berpikiran negatif, tapi ternyata setiap manusia punya topengnya masing-masing. Ia berganti-ganti peran sesukanya. Sementara aku belum cukup cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya. Aku hanya melihat segala hal yang ia tunjukkan padaku, tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam hatinya.
Aku tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang. Bagaimana hubungannya dengan kekasih barunya. Aku tak terlalu ingin mengurusi hal itu. Aku yakin dia pasti bahagia, karena begitu mudah mendapatkan penggantiku. 

Aku percaya dia sedang dalam titik jatuh cinta setengah mati pada kekasih barunya, dan tidak lagi membutuhkan aku dalam helaan napasnya. Permintaan yang sama seperti kemarin, Tuhan. Jagalah kebahagiaannya untukku. Bahagiakan dia untukku. Senyumnya adalah segalanya yang kuharapkan. Bahkan, aku rela menangis untuknya agar ada lengkungan senyum di bibirnya. Aku ingin lakukan apapun untuknya, tanpa melupakan rasa cintaku padaMu. Aku memang tak menyentuhnya. Tapi... dalam jarak sejauh ini, aku bisa terus memeluknya dalam doa.

Pernah terpikir agar aku bisa terkena amnesia dan melupakan segala sakit yang pernah kurasa. Agar aku tak pernah merasa kehilangan dan tak perlu menangisi sebuah perpisahan. Rasanya hidup tak akan terlalu rumit jika setiap orang mudah melupakan rasa sakit dan hanya mengingat rasa bahagia. Namun... aku tahu hidup tak bisa seperti itu, Tuhan. Harus ada rasa sakit agar kita tahu rasa bahagia. Tapi, bagiku rasa sakit yang terlalu sering bisa membuat seseorang menikmati yang telah terjadi. Itu dalam persepsiku lho, Tuhan. Kalau pendapatMu berbeda juga tak apa-apa.

Aku memang tak perlu meratap, karena sepertinya ia bahagia bersama kekasih barunya. Ia pasti telah menemukan dunia baru yang indah dan menyenangkan. Aku turut senang jika hal itu benar, kembali pada bagian awal, Tuhan. Aku tak pernah ingin dia merasakan sakitnya perpisahan, seperti yang aku rasakan.

Kembali pada bagian awal. Aku hanya ingin ia bahagia. Cukup.

Senin, 31 Agustus 2015

Aku (Tidak) Baik-Baik Saja



Kau mungkin akan menemukan sebungkus roti dan susu yg aku berikan padamu setelah usai perangmu untuk memasuki perguruan tinggi karna aku yakin kau begitu tegang setelah mengerjakan walaupun aku tak tau itu membuat sedikit lega atau tidak
Kau mungkin menemukan se-cup jus favoritmu di tanganku atau kuku tanganmu yang telah mengkilat bersih, yah walaupun potonganku tak rapi dan mebuatmu sedikit kesal
Sesampainya dirumah, kau mungkin akan menemukan pesan singkatku yg kukirim untukmu sebagai ucapan terimakasih telah meluangkan waktu untuk bertemu walaupunaku tak tau kau sebahagia aku atau tidak
Kau mungkin akan menemukan pesan-pesan singkatku yang mengingatkanmu untuk tak lupa menyantap makan siangmu karena aku tahu kau terlalu sibuk untuk mengangkat telponku.
Saat pulang, mungkin aku begitu cerewet untuk mengatakan hati hati dijalan jangan pulang malam-malam dan blablabla
Sesampainya di rumah, kau mungkin akan menemukan aku menunggu kabar darimu, sudah sampaikah kamu dirumah?
Kau mungkin pula mengerti aku sering tetidur dengan HP masih ditanganku karna menunggu balasan chat darimu
Kau mungkin akan menemukanku bergegas kerumahku setelah mengetahui bahwa kau jatuh sakit
Kau mungkin menemukanku sibuk menyiapkan sesuatu hal untukmu agar kau senang hingga aku lupa untuk mengabarimu, ya aku menyukai ekspresimu ketika kau terkejut akan sesuatu hal karnaku
Kau mungkin mendengarku mematikan lampu kamar kemudian menggelar sajadahku merasakan lenganku yang memelukmu diam-diam lalu mengatakan, “semoga esok harimu lebih menyenangkan,” saat kau terlelap tidur sebelum mengucapkan "goodnight" kepadaku
Esok lagi, kau akan menemukan aku bersepeda beberapa kilometer,atau menunggumu didepan jalan raya, atau mawarmu, atau sepedaku, atau dasiku, atau pesan-pesan, atau kukumu.
Esok lagi, kau pasti akan menemukanku baik-baik saja. Tersenyum menyambut pesan singkatmu meski kepalaku pening karena aku harus memaksakan diri bangun dari tiduru
Esok lagi, kau pasti akan menemukanku baik-baik saja. Tertawa saat memberikanmu sebungkus roti pada malam hari
Esok lagi, kau pasti akan menemukanku tetap memelukmu, meski di hatiku, aku tahu kau tidak menyayangiku. Tidak pernah menyanyangiku.
Aku baik-baik saja. Aku akan selalu baik-baik saja.
Untukmu.


Rabu, 22 Juli 2015

Kepada Luka Aku Berterimakasih

Ini bukan tentang rindu masa-masa yang pernah berlalu
Ini juga bukan tentang kekecewaan untuk masa-masa yang pernah telewatkan
Ini hanya sapaan dari masa lalu tentang semua yang pernah hadir kemudian pergi
Semua potongan kenangan tentangmu sudah tak tertata pada album yang aku kira sudah lama sekali tertutup
Tapi hari ini entah karna alasan apa tibatiba membuka lembaran itu lagi, dan membongkar ingatan lama
Tentangmu adalah bagian yang dulu aku coba lupakan, meskipun aku tahu ketika aku sedang melakukannya aku justru menghadirkan ingatan itu lagi
Aku pernah gagal, tetapi hari ini semua tentangmu yang pernah aku perjuangkan terasa sangat biasa
Kamu sudah menghilang dari semua ruang yang mungkin aku beri singgahan dulu
Dan waktu yang terus menyibukanku untuk tidak melihat ke arahmu lagi
Sebab kita tahu, kita tidak lagi menginginkan pertemuan
Kini setelah lebih dari ribuan hari berakhir
Aku tahu bahwa aku tidak pernah memaafkanmu sepenuhnya
Karna luka menjadi bagian yang selalu tersisa dan membekas
Jadi hari ini aku sudah kembali bangun dari masalalu
Sudah kembali bangkit dari keterpurukan

Setidaknya bagianmu sudah berhasil ku hapus
Keberadaanmu sudah berhenti aku khawatirkan
Dan tentang rindu sudah jarang hinggap
Jika nanti kita bertemu tanpa sengaja
Aku ingin menunjukkan tentang bagaimana aku lebih baik setelah hari itu
Kepada Luka, aku berterima Kasih telah datang
Kepada luka, aku berterimakasih sudah menggerakkanku keluar dari jalur yg salah
Kepada luka, aku berterimakasih sudah membuatku untuk tidak menunggu lebih lama
Kepada luka, aku berterimakasih
Untuk tidak akan lagi memikirkan tentang kembali bersama
Dan untuk semua hal yang telah banyak berubah,
terima kasih

Kamis, 11 Juni 2015

Mematahkan Hati Sendiri

Meski selalu ada kemungkinan, hati seringkali memaksakan diri untuk bertahan pada sebuah jatuh yang membuat pemiliknya lupa bagaimana cara tersenyum. Sampai saat ini, aku masih ingat beribu-ribu hari yang lalu, patah hati mengubah semua warna menjadi gelap. Menjadi hitam. Legam. Penuh rasa takut, bahkan hanya sekadar berbalas tatapan mata untuk sepersekian detik.

Melihat bagaimana patah hati menyita seluruh kewarasan, bagaimana patah hati merenggut habis keinginan untuk hidup, dan bagaimana patah dapat hati membuat seseorang betah menikmati nestapa yang panjang.

Aku selalu bertanya-tanya mengapa semesta selalu sepihak mempertemukan dan memisahkan? Tak adakah kita memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri? Apakah Tuhan seperti anak kecil yang sedang belajar bermain catur? Dan kita, adalah bidak catur yang harus memilih langkah sendiri dan sesekali mengais bahagia serta petunjuk agar selalu baik-baik saja dengan kalimat-kalimat penuh permohonan.

Andai kata patah hati bukan pilihan yang harus dipilih, pada akhirnya itu selalu terjadi tanpa pernah bisa dihindari. Kita harus pasrah ditikam kejamnya kehilangan yang pada awalnya hanya anak-anak harapan yang lugu. Kemudian kita menjahit luka satu per satu dengan air mata sebagai jarumnya, dan ikhlas yang menjadi benangnya. Melukis senyum palsu untuk semua orang di dunia ini di depan cermin sambil berusaha keras agar kelopak mata tidak terjadi hujan badai yang membanjiri pipi. Dan berusaha terlihat tegar dan ceria dengan sisa-sisa tabah dalam tubuh yang ringkih hampir hancur.

Aku telah sadar dan banyak belajar dari waktu yang tak pernah pamrih menuntun hatiku singgah pada hati seseorang. Bahwasanya genggaman tangan bisa terlepas kapan saja. Pelukan erat tak menjadi jaminan bahwa tak ada celah untuk lengan lain yang menunggu kesempatan menggantikan. Bekas bibir dari ciuman-ciuman lembut penuh luruh pengkhayatan yang luhur nyatanya tak bisa menjadi stempel bukti untuk hati dapat selamat dari perpisahan. Tak selalu mampu membuat sepasang hati menepati kesetiaan yang telah terikat oleh janji lisan yang dahulu bersumpah atas nama cinta yang esa.

Oleh sebab itulah, terkadang aku memilih untuk mematahkan hati sendiri tanpa perlu menunggu dipatahkan. Kadang aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaan pada ia yang kusayangi, dan merelakan senyum bahagianya diciptakan orang lain. Kadang aku menikmati tawanya yang membahana memunggungiku. Kadang aku membodohi rindu dengan berpura-pura telah lupa nama ia yang selalu kusebut dalam doa. Kadang aku hanya membiarkan rasa sayang berlalu begitu saja sampai waktu mengantarkanku pada kesempatan berikutnya.

Atas nama roda kehidupan yang selalu berjalan. Menghilanglah dalam kesunyian, setelah itu belajar untuk menemukan yang ingin menemukanmu. Berteriaklah dengan sangat kencang, agar pedih menemanimu menikmati duka yang lantang. Berdiamlah layaknya sekarat, supaya kau mendengar debar jantung yang hampir mati dan isi hati yang berbisik tak berdaya menagih perihal rasa-rasa yang dibunuh paksa. Patahkanlah hatimu dengan yakin, lalu kau belajar lagi untuk menyambungnya dengan harapan dan doa untuk dirimu sendiri. Nikmatilah getir yang terkecap di seluruh tubuhmu, kemudian tempa ketabahan dengan luka agar kau terlahir menjadi manusia baru yang jauh lebih kuat dan hebat.

Mematahkan hati sendiri adalah bunuh diri yang sempurna.

Barangkali, dengan begitu rasa sayang akan lebih sederhana. Saat berhenti sebelum memulai dan mematahkan hati sendiri menjadi jalan pintas yang mencegahmu berjudi harapan dan menempuh jalan terjal penuh luka yang ditimbulkan oleh harapan dan kekecewaan pada irama yang bersamaan. Tanpa perlu kau membuang waktu untuk patah hati yang tak perlu di setiap titik-titik kehidupan yang memang harus dilalui.
Meski aku tak dapat mengatakan mematahkan hati sendiri adalah langkah yang benar. Aku hanya menanamkan keyakinan pada jalan ini, semoga pada kasih berikutnya Tuhan memberi rasa sayang yang baik, yang mengangkat kesetiaan sebagai penghargaan tertinggi.

Aku percaya, patah hati adalah pemahaman yang tak dapat dibantah bahwa rasa sayang tak selalu berakhir indah, namun percayalah, setelah itu ada kebahagiaan yang menunggu kausambut penuh suka cita.

Sabtu, 14 Februari 2015

mergo kabeh nek seko niat, pasti ono semangat dienggo memperbaiki

akeh seng kudu mandek mergo wes ora betah
ono seng mandek mergo uwes bosen
eneng harang seng mandek mergo ngerti kekurangan yange
gaiss :) setiap hubungan seng digawe loro menungso memang nyat ngono
akeh perbedaan neng njerone, akeh masalah, lan pasti kekurangan
mas paijo seko samudra atlantik pernah ngomong, semisal yangmu ora iso dadi opo seng mbok pingenke. kowe rak perlu mekso mergo nek yangmu sayang karo kowe tenanan dee bakal ngelakoke sg pas nganggo kowe
bengi iki aku nury seng biasane diundang iyik karo yangku, kudu tenanan lilo
lilo nek jebul aku uwes gagal. gagal mbahagiake dee lan gagal ngeyakinke dee nek aku tenanan sayang karo awake
alesane mergo aku :') mergo aku seng jarene kakean polah lan wes akeh nyakiti dee
aku rapopo nek memang aku salah, tapi nyat nyatane aku orak koyok ngono
bola-bali.... aku ngeyakinke dee. nek dee sijisijine tapi nyat memang, pikiran menungso ora iso dipekso karo ati
aku ngeroso ora adil gais :') aku selalu nganggo dee, opo wae seng tak lakoke yo mung gawe dee
pernah, bolan baleni harang dee gawe loro ati, pisan pindo lan bolan baleni, metu bareng yange dee sg mbiyen :) tapi aku mung iso mesem mergo aku yakin dee kesayangaku ora bakal ngkhianati
tapi................
ngalahku seng mbiyen iso ngalahke egoku, malah dadi alesane dee dinggo lungo :') loro banget
de.e ngomong "rakono seng iso diperbaiki,kowe terlalu sering nyakiti,aku rak betah" atiku koyok kesambar petir
aku mikir :') aku mbyine yo mikir ngono
tapi aku percoyo kowe iso berubah. aku ngalah mergo roso sayang iki seng gede nganggo kowe :') sampek kowe pernah ngomong harang atiku digawe seko opo :') tapi......... kuwi malah dadi alesane dee :')
aku usaha nerimo wae :') mergo bener ora kabeh tulus berjalan mulus
pernah kudu tibo bolan baleni tapi tetep gagah nyayangi dee. Hebat :')
pernah kudu diasu2ke wong liyo disek ben iso ndelok dee guyu
pernah jempalik rono rene mung nganggo ktemu dee
pernah kudu ngemis2 karo konco ben diewangi gawe kejutan nganggo dee. indah :')
pernah ditibake.direndah,dielek2 ,mergo pingen nyanding dee tapii........... hehe :')

ono seng pernah ngomong "nek kowe njaluk dee berubah, kowe berarti kudu siap sabar lan ngancani. nek kowe orak iso ngancani berarti kowe nuntut" nyat bener banget dan kuwi seng selama 1 tahun luweh sitik sg tak gowo lan tak cekel.. tapi tetep wae, kuwi dadi alesane dee gawe lungo :')

mergo kabeh nek seko niat, pasti ono semangat dienggo memperbaiki :')
tinggalke, keseriusanmu mung dinggo tontonan
trimo mundur lan ngalah wae. Mbok oyakko wong kono wes lali
wes pancen nasibmu, nandur becik tukule kok dilarani 


dadi gaes.... .. .. .. :')
duduk sepiro roso loromu neng de'e seng gawe kowe lungo
percoyono,pisah duduk berarti wes ora peduli
tapi pisah kuwi seng bakal buktikke sepiro gedene uwong seng iseh berjuang nganggo kowe walaupun wes pisah, seng iseh tetep ngabari lan ngestalking awakmu
pisah yo iso mbuktike awakmu iseh penting opo orak neng uripe de'e
kuncine, ojo pernah mekso :') nek memang nyat de'e rakgelem meneh diperjuangke ojo pernah mekso, ojo pernah njaluk ngene-ngono karo de'e :')
berdo'a wae, mugo-mugo awakdewe entok kebahagiaan :')
dan....
dan kata kata iki seng gawe aku kuat selama iki, tapi tetep wae endinge dee lungo :')
nek kw iseh sayang,sabar,bertahan walaupun sering dilarani,kuwi dudu pekok kok:)
kuwi komitmen. Komitmen gawe de'e berubah luweh apik. Yo awake dwe kudu siap ngancani lan sabar wlaupun sakjane orak kuat


Seorake aku wes ngei sg terbaik nganggo de'e (y)